Sabtu, 02 Mei 2015



LISOSOM


A.    Sejarah lisosom
1.      Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan dipostulatkan olehnya pada tahun 1955 dari data biokimia. Sebelumnya de Duve dan kawan-kawannya mencoba meneliti kandungan enzim dari fraksi-fraksi yang dipisahkan dari homogenate sel hati tikus melalui pemusingan atau sentrifugasi deferensial. Hal menarik perhatian mereka adalah penelitian tentang enzim dan fraksi yang dikandung oleh mitokondria. Mereka mencoba memperhalus prosedur pemusingan, dan mereka berhasil mendapat fraksi yang kompleks, walau serupa dengan mitokondria dan sifat-sifat sedimentasinya, tetapi ada enzim yang berbeda dengan apa yang ada pada mitokondria. Dalam fraksi ini mereka secara tidak sengaja mendapat sejumlah enzim hidrolitik, termasuk fosfatase asam. Mereka kemudian melakukan eksprimen biokimia yang menghasilkan postulat bahwa enzim hidrolik akan tertampung dalam vasikel berukuran 0,4 µm, dan bahwa setiap vesikel akan dibatasi membran yang mencegah enzim ini bereaksi dengan substrat dalam sitoplasma. Menyadari bahwa badan-badan kecil dalam fraksi ini bukan mitokondria tetapi,malahan sejenis organel sitoplasma baru. Akhirnya mereka pun mengusulkan nama lisosom untuk organel sel ini.
Lisosom berasal dari kata lyso yang berarti pencernaan, dan som artinya tubuh. Lisosom yaitu organel yang berfungsi untuk mencerna atau menghancurkan suatu zat atau bahan. Organel ini berbentuk bundar, diselaputi selapis unit membran dengan diameter bervariasi. Membrane itu tahan terhadap lysis dan impermeable terhadap enzim-enzim yang dikandungnya. Dengan demikian enzim-enzim itu tidak merembes ke sitoplasma dan mencerna organel lain. Menurut kriteria ini lisosom merupakan :
1)      Struktur yang dibatasi oleh membran
2)       Berisi dua atau lebih acid hydrolase
3)      Memperlihatkan sifat enzim yang laten ( enzyme latency ) jika membrannya diberi perlakuan yang menyebabkan terjadinya kerusakan membran.
B.     Tata nama dan bentuk fungsional
Tatanama lisosom didasarkan atas aktivitas fisiologinya. Lisosom terbentuk sebelum terlihat dalam proses kegiatan sel disebut lisosom primer. Lisosom yang sedang terlibat dalam proses pencernaan dalam sel disebut lisosom sekunder. Lisosom ini mempunyai dua fungsi yang nyata yaitu mencerna materi yang berasal dari luar sel yang diambil dengan cara endositosis (fagositosis dan pinositosis). Fungsi kedua ialah untuk mencerna materi – materi intraselnya sendiri. Kedua bentuk pencernaan itu disebut berturut – turut disebut heterolisosom atau vakuola pencernaan dan otolisosom atau vakuola otofag. Otolisosom terjadi karena pertemuan lisosom primer dengan sebuah sitosergom. Jika kedua macam lisosom diatas sudah tua ( cukup umur ) disebut telolisosom. Lisosom tersebut dapat mengalami degenerasi yang menjadi residu statis yang permanen di dalam sel disebut postlisosom yang menjadi residu statis yang permanen di dalam sel disebut postlisosom atau benda residu. Dapat pula terjadi bahan yang ada di dalam sebuah telolisosom dikeluarkan dari sel disebut defekasi sel. Berbagai bentuk dan tatanama lisosom ini perlu diketahui agar dapat mengetahui hubungannya dengan komposisi dan struktur ultranya.
C.     Pembentukan lisosom
Pada pembentukan lisosom setiap teori harus memperhatikan dua hal yaitu dari mana asal membran dan isinya yang berupa enzim ada dua teori utama yangbdianut sekarang. Salah satu teori mengatakan bahwa protein – rotein hidrolitik dibuar ribosom pada retikulum endoplasma kasar yang disalurkan pada retikulum rnsodplasma untuk disampaikan ke badan golgi pada waktu protein melalui badan golgi dari permukaan yang cembung (permukaan luar) ke permukaan cekung (permukaan dalam) terjadi pemprosesan dan akhirnya terjadi lisosom primer. Teori kedua dikembangkan oleh alex novikoff menaytakan bahwa protein hidrolitik dibuat oleh ribosom pada REK dan dari REK enzim langsung disalurkan ke REH pada daerah berdekatak dengan badan golgi permukaan dalam atau permukaan cekung. Bagian inin bernama sesuai dengan nama teori ini yang dalam bahasa inggris disebut GERL (Golgi Associated Endoplasma Retikulum Giving rise to Lysosome). Lisosom primer kemudian akan menjadi lisosom sekunder setelah bergabung dengan fagosom atau sebuah vakuola tergantung tipe dari selnya atau keadaan fisiologisnya.
D.    Sifat – sifat lisosom pada berbagai tipe sel
1)      Cara mendeteksi lisosom
Adanya aktivitas acid phospatase ( phospatase non spesifik yang bekerja pada medium asam )pada lisosom dapat dipakai untuk mendeteksi dan mengidentifikasinya. Acid fosfatase merupakan enzim tanda ( marker enzim ) untuk lisosom. Reaksi acid phospatase merupakan salah satu teknik histo kimia enzimatik yang telah dikembangkan untuk memepelajari dan identifikasi dari lisosom
2)      Lisosom pada sel hewan
Penelitian – penelitian pertama pada lisosom sel hewan bnayk dilakukan pada jaringan hati dan ginjal tikus. Jaringan – jaringan ini banyak dipakai karena sifat 0 sifatnya yang baik untuk dibuat sayatan tipis, homogenasi maupun sentrifugasi. Selain pada jaringan hati dan ginjal lisosom telah ditemukan pula dalam berbagai jaringan dan sekarang telah diketahui sel – sel hewan berisi lisosom kecuali pada sel darh merah
3)      Lisosom pada sel tumbuhan
Tumbuhan mempunyai beberapa enxim hidrolase tapi tidak selalu mempunyai tempat pada sel hewan. Banayak dari hidrolase banyak ditemukan disekitar dinding sel dan tidak terletak divakuola dekatnya, meskipun demikian adanya acid phosphotase ditemukan pula pada vakuola pada jenis tumbuhan. Bukti – bukti bahwa vakuola pada tumbuhan merupakan organel yang analog dengan lisosom pada sel hewan naun tidak identik dalam struktur dan fungsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar